Sebagai orangtua, pernahkah Anda mendapati telinga si kecil keluar cairan atau lendir? Jika iya, sebaiknya waspadai karena merupakan salah satu indikasi awal terjadinya infeksi telinga pada anak. Terlebih jika anak setelah mengalami batuk pilek. Infeksi telinga bukan kejadian yang langka menyerang balita atau anak-anak. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah cara membersihkan telinga yang salah atau bisa juga karena penyebab lainnya.
Menurut Dokter Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, tengah dan dalam. Kebanyakan infeksi telinga terjadi pada telinga luar atau tengah dan jarang pada telinga dalam. Penyakit infeksi telinga tengah atau disebut juga dengan Otitis Media (OM) merupakan salah satu penyakit umum yang terjadi pada anak usia di bawah lima tahun. “Bahkan dua dari tiga anak diyakini pernah menderita infeksi telinga tengah, setidaknya satu kali serangan sebelum usia tiga tahun.
Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat di belakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisi dengan udara yang masuk ke area itu melalui saluran eustachius. Saluran ini berfungsi mencegah penumpukan tekanan di dalam telinga. Umumnya saluran ini tertutup, namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara pada telinga tengah dengan tekanan udara di luar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim getaran-getaran dari selaput gendang telinga ke telinga dalam.
Meskipun begitu, bukan berarti infeksi telinga tidak bisa mengenai orang dewasa. Beberapa penyebab anak-anak lebih mudah terserang otitis media dibandingkan orang dewasa yaitu sistem kekebalan tubuh anak masih dalam perkembangan, saluran eustachius pada anak lebih lurus secara horizontal dan lebih pendek sehingga ISPA lebih mudah menyebar ke telinga tengah.
 |
Bagian Telinga |
Adenoid adalah salah satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubuh pada anak relatif lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Sehingga dapat mengganggu terbukanya saluran eustachius. Infeksi telinga sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah melalui saluran eustachius (saluran penghubung hidung dan telinga). Saat bakteri melalui saluran eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran itu hingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran dan datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel-sel darah putih itu akan membunuh bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri, yang hasilnya terbentuk nanah dalam telinga tengah. Selain itu, pembengkakan jaringan sekitar saluran eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, maka pendengaran dapat terganggu. Pasalnya gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya pada tingkat 24 desibel (bisikan halus).
Sementara cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu, telinga juga akan terasa nyeri. Kemudian yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya mampu merobek gendang telinga karena tekanannya.
Yan menambahkan, penyebab infeksi telinga adalah virus maupun bakteri. Di sisi lain, gejala yang timbul bervariasi tergantung pada masing-masing pasien. Namun umumnya, gejala yang timbul pada anak-anak adalah rasa nyeri di telinga disertai demam. Selain itu juga terdapat cairan yang keluar melalui telinga. Sementara ada beberapa gejala tambahan yaitu telinga yang berdenging, dan pembengkakan pada telinga. Kadang juga disertai sakit kepala vertigo.
Vertigo itu sendiri selengkapnya dapat dibaca disini.
Diagnosa yang ditegakkan pada infeksi telinga harus memenuhi tiga hal yakni penyakitnya muncul mendadak (akut), ditemukan tanda efusi (pengumpulan cairan di suatu rongga tubuh) dalam hal ini di telinga tengah. Efusi ditandai dengan menggembungnya gendang telinga, terbatas atau tidak adanya gerak gendang telinga, adanya bayangan cairan di belakang gendang telinga dan cairan yang keluar dari telinga. Kemudian hal lain untuk menegakkan diagnosa infeksi telinga yaitu dengan adanya tanda peradangan telinga tengah dengan dilakukan pemeriksaan adanya kemerahan pada gendang telinga dan nyeri telinga.
Anak yang menderita infeksi telinga biasanya ditandai dengan menarik-narik daun telinga, keluarnya cairan dari telinga, berkurangnya pendengaran, demam, sulit makan, mual dan muntah, serta rewel.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk kita semua.