Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare atau dikenal juga dengan mencret memang sering menjadi masalah kesehatan yang banyak kita temukan di kalangan masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak. Diare sendiri merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Karena itulah para ibu sudah sepatutnya tidak meremehkan jika anaknya menderita diare karena komplikasi yang dapat disebabkan diare.
Berikut adalah informasi mengenai diare yang dapat dijadikan pegangan jika anak anda menderita diare.
Menurut asalnya, diare dibagi menjadi diare cair, diare Cholera merupakan diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera dan diare berdarah atau sindrom diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir.
Diare cair akut adalah buang air besar lembek atau bahkan dapat berupa air saja, dengan atau tanpa darah dan lendir, dengan frekuensi tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam, dan berlangsung kurang dari 14 hari. Pada bayi usia 0-2 bulan, frekuensi buang air besar (BAB) anak yang minum ASI bisa mencapai 8-10 kali sehari dengan tinja yang lunak, sering berbiji-biji, dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan kurangnya toleransi terhadap laktosa yang ada pada susu yang bersifat sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
 |
Diare Sirkulasi |
Sedangkan sindrom disentri adalah kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir. Diare atau dikenal juga dengan mencret memang sering menjadi masalah kesehatan yang banyak kita temukan di kalangan masyarakat, baik dewasa maupun anak-anak. Diare sendiri merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama usia di bawah 5 tahun. Karena itulah para ibu sudah sepatutnya tidak meremehkan jika anaknya menderita diare karena komplikasi yang dapat disebabkan diare. Berikut adalah informasi mengenai diare yang dapat dijadikan pegangan jika anak anda menderita diare.
Apabila dilihat berdasarkan lamanya diare, dibagi menjadi diare akut kurang dari 2 minggu dan diare persisten lebih dari 2 minggu.
Faktor yang mempengaruhi diare
- Lingkungan Gizi Kependudukan
- Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Gejala diare
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah disertai suhu tubuh meningkat. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi atau kembung.
Penyebab terjadinya diare
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan makanan yang asam, pedas atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
Cara penularan
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Prinsip pengobatan diare
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
- Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
- Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
- Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian. Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan Pharolit-200 dan juga larutan oralit siap minum seperti Pedialyte dan Renalyte. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin.
Cara membuat larutan garam-gula dan larutan garam-tajin
Larutan Garam-Gula :Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir, seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang.
Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan. Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
Bila telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam untuk mengobati dehidrasi dan bila masih mencret oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel 2).
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
Anak dirujuk ke puskesmas atau dokter bila:
- Muntah terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit tidak bermanfaat.
- Mencret yang hebat dan terus menerus sehingga diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil
- Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).
Pencegahan diare
Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
- Penyiapan makanan yang higienis
- Penyediaan air minum yang bersih
- Kebersihan perorangan
- Cuci tangan sebelum makan
- Pemberian ASI eksklusif
- Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
- Tempat buang sampah yang memadai
- Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
- Lingkungan hidup yang sehat
Penutup tetap mejaga kebersihan lingkungan semoga terbebas dari penyakit diare ini.